MANUSIA DAN HARAPAN
A. PENGERTIAN
MANUSIA
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan,
atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang
berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi
yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga sering
kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk
membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang
paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki
dewasa sebagai pria.
Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan
dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya
adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
B.
PENGERTIAN MANUSIA
MENURUT PARA AHLI
1.
Paula J. C. & Janet W. K.
Menurut
Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas
memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap
keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan
antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
2.
Sokrates
Menurut Sokrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang
memiliki dua kaki, yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.
3.
I Wayan Watra
Menurut
I Wayan Warta, manuisa merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias
dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa.
4.
Erbe Sentanu
Menurut
Erbe Sentanu, manusia merupakan makhluk sebaik – baiknya yang diciptakan oleh
Tuhan. Bahkan, dapat dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling
sempurna jika dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain.
5.
Agung. P. P.
Menurut
Agung P. P., Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya.
6.
Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad
Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah
makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia
merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan
berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
C.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk
sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal
pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia
lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan
dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,
juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang
lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu;
1). Karena manusia tunduk pada aturan
yang berlaku.
2). Perilaku manusia mengaharapkan suatu
penilain dari orang lain.
3). Manusia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain.
4). Potensi manusia akan berkembang bila
ia hidup di tengah-tengah manusia.
D.
PENGERTIAN
HARAPAN
Harapan atau asa adalah
bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau
suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, tetapi diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi
harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu
cara terapi/ proses
sistematis dalam psikologi untuk
menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu"
adalah kondisi di mana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau
berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi
nyata sangatlah kecil.
E.
PENGERTIAN
HARAPAN MENURUT PARA AHLI
-
Snyder
(2000)
Menyatakan harapan adalah keseluruhan
dari kemampuan yang dimiliki individu untuk menghasilkan
jalur mencapai tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan
motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut. Harapan
didasarkan pada harapan positif dalam pencapaian tujuan.
-
Synder, Irving,
dan Anderson (dalam Snyder, 2000)
menyatakan harapan adalah
keadaantermotivasi yang positif didasarkan pada
hubungan interaktif antara agency (energi yang
mengarah pada tujuan) dan pathway (rencana
untuk mencapai tujuan).
-
Edwards (dalam Lopez,
2009)
Menyatakan harapan adalah Suatu mental yang positif yang akan
meningkatkan kemampuan seorang individu untuk mencapai tujuan di masa depan.
-
Ceavens, Michael, dan
Snyder (dalam Snyder, 2000)
Menyatakan harapan adalah sebuah proses berfikir seseorang
memiliki antara agency (energi yang mengarah pada
tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai tujuan),
serta harapan merupakan sebuah rasa sukses yang berasal dari agency
(energi yang mengarah pada tujuan) dan
pathway (rencana untuk mencapai tujuan).
-
Josep & Linley,
2004)
Harapan mencerminkan persepsi individu terkait kapasitas
mereka untuk mengkonseptualisasikan tujuan secara jelas, mengembangkan strategi
spesifik untuk mencapai tujuan tersebut (pathways thinking), menginisiasi dan
mempertahankan motivasi untuk menggunakan strategi tersebut (agency thinking).
F.
KOMPONEN
HARAPAN
Komponen harapan dari Snyder (1994) terdiri dari 3 komponen, yaitu
tujuan (goals), willpower dan waypower.
-
Tujuan (goals)
Tujuan merupakan obyek, pengalaman, atau hasil yang dibayangkan
dan diinginkan dalam pikiran individu. Hal tersebut merupakan sesuatu yang
individu inginkan untuk didapatkan atau dicapai (Snyder, 1994). Individu ingin
mengalami, mendapatkan, menciptakan ataupun menjadikan keinginannya menjadi
kenyataan. Tujuan tersebut dapat berupa sesuatu yang penting dan membutuhkan
waktu lama (misalnya, mengembangkan teori mengenai motivasi manusia)
atau berupa sesuatu yang bersifat sederhana (misalnya, berkendaraan ke
sekolah).
Tujuan tersebut juga dapat bervariasi, dalam arti persepsi individu
mengenai kemungkinan untuk mencapai sesuatu, bervariasi dari sangat rendah
sampai sangat tinggi. Dalam hal ini, individu yang memiliki harapan tinggi
cenderung untuk membuat tujuan yang meningkat sedikit demi sedikit dari tujuan
yang telah dicapai sebelumnya (Linley & Joseph, 2004).
-
Willpower
Willpower merupakan
energi mental yang menggerakan individu untuk berpikir penuh
dengan harapan dan
mengarahkan individu menuju tujuan yang ingin dicapai (Snyder, 1994). Willpower merupakan
sesuatu yang menentukan dan mempertahankan serta membantu individu ketika
bergerak menuju arah tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, willpower dapat
menggerakkan persepsi individu
bahwa ia mampu untuk berinisiatif dan mempertahankan perilaku yang
mengarah pada tujuan yang diinginkan.
Walaupun willpower dapat
digunakan pada berbagai macam tujuan, akan lebih mudah untuk melaksanakan hal
tersebut jika individu telah memiliki bayangan tentang suatu tujuan yang
penting. Willpower akan lebih mudah dibentuk jika individu
memahami dengan jelas dan dapat merepresentasikan tujuan dalam pikirannya.
Tujuan yang tidak jelas tidak dapat membuat individu bergerak untuk mencapai
tujuan. Individu yang memiliki willpower merupakan individu
yang telah memahami serta fokus pada apa yang ia inginkan untuk dirinya dan
mengetahui dengan tepat bagaimana cara mencapai tujuan. Jika individu mampu
untuk memperjelas tujuannya, maka ia akan dipenuhi oleh pikiran yang aktif dan
penuh kekuatan.
Kemampuan individu untuk
menghasilkan willpower ditentukan sebagian oleh pengalaman
individu menyatukan pikiran dan tubuh dalam mencapai tujuan sebelumnya. Hal
penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah willpower bukan
merupakan sesuatu yang diperoleh ketika mengejar tujuan tanpa mengalami
rintangan dalam kehidupan. Sebaliknya, hal tersebut berdasarkan pengetahuan tacit
( tacit knowledge) kita
bahwa kita mampu berjalan melewati rintangan menuju tujuan selama saat-saat
penuh tekanan, kita mampu menggunakan usaha mental untuk mengatasinya. Oleh
sebab itu, individu yang mempunyai keinginan yang kuat ( willpower tinggi)
merupakan individu yang dapat mengatasi kesulitan.
Sebagai contoh, penting
bagi individu untuk menerapkan willpower pada situasi seperti
mencari pekerjaan, mencari pasangan, memiliki anak, dan menghadapi suatu penyakit.
-
Waypower
Waypower merupakan
rencana mental atau peta jalan yang dapat mengarahkan cara individu untuk
dapat berpikir penuh
dengan harapan (Snyder,
1994). Waypower menunjukkan rute dimana individu harus
berjalan dari satu tempat menuju tujuan yang diinginkan. Waypower merupakan
kapasitas mental yang dapat digunakan untuk menemukan satu atau beberapa jalan
yang efektif untuk mencapai tujuan. Persepsi bahwa
seseorang dapat terlibat dalam cara berpikir penuh harapan merupakan
hal yang penting dalam pembentukan waypower .
Sama halnya dengan willpower, waypower juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Waypower (kemampuan untuk
merencanakan) mengenai sesuatu dapat diaplikasikan pada beberapa tujuan yang
berbeda, terutama jika tujuan yang ingin dicapai telah didefinisikan dengan
jelas. Waypower juga ditentukan oleh pengalaman individu
sebelumnya ketika berhasil menemukan satu atau lebih jalan menuju tujuan.
Perasaan individu yang merasa mampu untuk menemukan berbagai jalan jalan menuju
tujuan dipengaruhi oleh faktor seperti sukses menemukan
jalan lain menuju tujuan ketika jalan kita yang utama memiliki rintangan.
Keadaan mental tersebut menyebabkan individu menemukan jalan alternatif menuju
tujuan yang diinginkan.
G. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HARAPAN
Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan,
penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya
sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau
kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis
(tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu
sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa
sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis
ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan
keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda,
orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang
yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam
hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Harapan apa yang baik
2. Bagaimana cara mencapai harapan itu
3. Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja
namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di
kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan
kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih
baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa harapan
tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud.
H. CONTOH KASUS YANG GTERJADI
Seorang bapak yang berumur sekitar 30 tahun harus mengutang
kepada bank dengan jumlah yang banyak di karenakan bapak terbut terlalu
mengikuti keinginanya untuk membeli
sebuah mobil. Karena keinginanya bapak tersebut langsung saja meminta pinjaman kepada
bank tanpa memikirkan apa yang terjadi selanjutnya. Sebelum dia membeli mobil
tersebut bapak terssebut sempat di berikan pendapat oleh teman kerjanya tentang
harapanya untuk membeli mobbil tersebut apakah ia harus menabung untuk membeli
mobil atau menabung untuk menghidupi keluarganya. Namun bapak tersebut terlalu
memikirkan harapanya untuk ingin membeli sebuah mobil yang diinginkanya tanpa
mendengarkan pendapat dari temanya tersebut. Alhasil bapak tersebut memiliki
banyak hutang di berbagai temanya dan hutang di suatu bank di karenakan terlalu
memikirkan keinginanya dan bapak tersebut sekarang tidak tau harus berbuat apa
setelah kejadian yang sudah dia lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar