Senin, 20 April 2020

Manusia Dan Keindahan





PENGERTIAN MANUSIA DAN KEINDAHAN

1.     Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologisrohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
2.     Pengertian keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" [1] adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.""
Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."


HAKIKAT DARI KEINDAHAN

Leo Tolstoy (rusia), ‘’keindahan itu adalah suatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat’’. Alexander Baumgarten (jerman), ‘’kaindahan itu dipandang sebagai kaseluruhan yang merupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang bagian-bagian itu erat hubungannya dengan yang lain, juga dengan keseluruhan. (beauty is on of parts in their manual realtions and in their relations to the whole)’’.
Menurut sulzer, ’’yang indah itu hanyalah yang baik. Jika belum baik, ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat mumupuk perasaan moral. Jadi ciptaan amoral adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral’’. Winchelman, ‘’keindahan itu dapat terlepas sama sekali dari pada kebaikan’’.
Shallesbury (jerman), ‘’keindahan itu adalah yang memiliki proporsi yang hormanis. Karena yang proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Yang indah adalah yang nyata dan yang nyata adalah yang baik’’.
Menurut Humo (inggris), ‘’keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang’’. Hemsterhuis (Belanda), ‘’keindahan adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengamatan-pengamatan yang menyenangkan itu’’. Menurut Emannuel kant, ‘’meninjau keindahan dari 2 segi’’. Pertama dari segi arti yang subyektif dan kedua dari segi obyektif.
Yang subyektif
Keindahan adalah sesuatu yang tanpa direnungkan dan tanpa sangkut-paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
Yang obyektif
Keserasian dari suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh obyek ini tidak ditinjau dari segi gunanya.
Menurut Al-Ghazali, ‘’keindahan mempunyai persyaratan’’, seperti;

  1. Perwujudan dari kesempurnaan yang dapat dikenali kembali dalam suatu dengan sifatnya;
  2. Memiliki perfeksi yang karakteristik;
  3. Semua sifat pada sesuatu yang indah, merupakan representasi ( mewakili) keindahan yang bernilai tinggi;
  4. Nilai keindahan dari suatu yang indah, sebanding dengan nilai keindahan yang terdapat di dalamnya;
  5. Dalam sebuah karangan (tulisan) harus memiliki sifat-sifat perfeksi yang khas, keharmonisan huruf-huruf, hubungan arti yang tepat satu sama lain, pelanjutan dan spasi yang tepat serta susunan kata dan kalimat yang menyenangkan;
  6. Syarat lain untuk keindahan adalah tercakupnya nilai-nilai spiritual, moral,dan agama.
Sedangkan menurut Read (1959), ‘’keindahan itu dipandang sebagai gejala-gejala Yang tidak tetap sifatnya’’. Sarpertreit, ‘’perasaan dan keindahan sebagai gejalah tak tetap sifatnya, maka manifestasinya juga tidak tetap wujudnya’’. Sederetan pendapat para ahli tentang kaindahan, selain isinya sangat bervariasi, juga makna terdalam tentang hakekat keindahan aksentuasinya berbeda-beda. Walaupun penentuan terakhir tantang keindahan selalu bertumpu pada 2 (dua) aspek, yaitu ada sesuatu yang indah misalnya berbeda dan ada yang melihat, mengamati, memandang, serta menghayati keindahan benda tersebut.
Oleh karena itu, hakekat keindahan yang paling esensial sangat ditentukan antara lain oleh;

  1. Rasa menyenangkan dan menimbulkan rasa senang.
  2. Adanya hubungan antara bagian-bagian sebagai suatu keseluruhan (obyek, sub okyeb,subyek,sub subyek,subyek-obyek, dan obyek-subyek) sebagai suatu kesatuan didalam suatu keseluruhan.
  3. Tercakup unsure kebaikan, sehingga dapat memupuk rasa kemoralan.
  4. Sebaliknya antara keindahan dan kebaikan tidak  saling berhubungan namun memiliki keterdekatan. Karena intisari mutlak dari hakekat yang indah itu harus baik, mengandung keharmonisan, nyata dan teraga, berguna serta lebih bermanfaat.
  5. Harus terkait dengan nilai-nilai spiritual, moral,,, dan agama.












HUBUNGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN

Keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan hidup manusia. Keindahan dapat membuat manusia merasakan ketentraman, kenyamanan dan memuaskan hatinya. Manusia dan keindahan tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, manusia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai kesenian (seni rupa, seni suara, maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaanKawasan keindahan bagi manusia sangat luas. Karena itu keindahan dapat dikatakan merupakan bagian hidup manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Manusia memiliki sifat kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Sedangkan ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserbasempurnaan kehidupan manusia.


CARA MENGETAHUI SUATU KEINDAHAN

1.   Renungan
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.[22]
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
   2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
   3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
   4. kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar