Kamis, 25 Juni 2020

OPINI KASUS


OPINI KASUS SOAL NO.1 ILMU BUDAYA DASAR

Nasib malang menimpa seorang remaja, warga disebuah daerah di pedesaan. Dengan usia belasan tahun dan masih duduk di bangku sekolah, ia harus berjuang sendiri karena orangtuanya sudah meninggal sejak dirinya masih duduk di sekolah dasar. Dan saat ini ia menjadi anak yatim piatu dan harus berjuang untuk hidup dan melawan penyakit yang dideritanya. Remaja yang pada awalnya merupakan remaja yang ceria dan ramah tersebut karena suatu keadaan yang dialaminya keceriaan tersebut hilang karena kondisinya. Keluarga pengganti oragtuanya dengan kondisi yang memang kurang mampu, atas dasar saran dari berbagai pihak maka remaja tersebut di kirimkan ke panti asuhan. Hal ini dilakukan agar masa depannya bisa lebih terjamin dan sekolahnya bisa berjalan maksimal. Dengan perasaan sedih, keluarga pun memasukkan ke panti asuhan. Seiring berjalannya waktu remaja tersebut tumbuh dewasa, tak ada perubahan yang berarti yang dirasakan olehnya. Remaja tersebut merasa hidupnya penuh dengan tekanan dan kegelisahan karena merasa hidupnya sudah tidak seperti semasa masih dengan orangtuanya. Dari luar dia menampilkan keceriaan dan kebahagiaan akan tetapi ada satu hal yang membuatnya terkadang lelah untuk menjalani semuanya.


Opini saya adalah Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Dalam kasus yang telah di cantumkan anak tersebut mengalami penderitaan akibat terbebaninya hidup anak tersebut di kaibatkan sudah menanggung beban hidup sendiri semenjak menginjak bangku sekolah dasar karena sudah di tinggalkan oleh kedua orangtuanya dan berjuang untuk melawan penyakit yang di deritanya. Hal tersebut membuat anak tersebut mendapat siksaan berupa siksaan batin karena anak tersebut yang dulunya adalah orang yang ceria berubah menjadi orang yang tidak ceria walaupun setelah dia di masukkan di panti asuhan dan di luar penampilanya dia menampilkan keceriaan namun di balik semua itu ada satu hal yang membuatnya merasa lelah untuk menjalani semuanya karena di sebabkan oleh hal yang di deritakanya

MANUSIA DAN KEADILAN

MANUSIA DAN KEADILAN
A.    PENGERTIAN MANUSIA
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologisrohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janinbayibalitaanak-anakremajaakil balikpemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
B.    PENGERTIAN MANUSIA MENURUT PARA AHLI
1.     Paula J. C. & Janet W. K.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
2.     Sokrates
Menurut Sokrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.

3.     I Wayan Watra
Menurut I Wayan Warta, manuisa merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa.
4.     Erbe Sentanu
Menurut Erbe Sentanu, manusia merupakan makhluk sebaik – baiknya yang diciptakan oleh Tuhan. Bahkan, dapat dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain.
5.     Agung. P. P.
Menurut Agung P. P., Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya.
6.     Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.

C.    MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu;
1). Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.
2). Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3). Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4). Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

D.    FAKTOR YANAG MEMPENGARUHI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat. Faktor-faktor itu adalah:
1.     Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya.
2.     Adanya kenyataan bahwa manusia adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah.karena itu ia selalu mendesak atau menarik kekutan bersama, yang terdapat dalam perserikatan dengan orang lain.
3.     Karena terjadinya habit pada tiap-tiap diri manusia. Manusia bermasyarakat karena ia telah biasa mendapat bantuan yang berfaedah yang diterimanya sejak kecil dari lingkungannya.
4.     Adanya kesamaan keturunan, kesamaan territorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan, dan lain-lain.
Faktor-faktor lain yang dapat mengatakan manusia adalah makhluk sosial, yaitu :
·       Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
·       Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
·       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
·       Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia sebagai pelaku dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Perlakuan manusia terhadap lingkungannya sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupannya sendiri. Manusia dapat memanfaatkan lingkungan tetapi perlu memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatannya bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia mensikapi dan mengelola lingkungannya pada akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
Oleh karena, itu manusia sering disebut makhluk sosial, artinya makhluk yang harus hidup bersama dengan manusia lain dalam satu kesatuan yang disebut dengan masyarakat. Disamping itu, manusia adalah makhluk yang menciptakan kebudayaan dengan berbudaya itulah manusia berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak dapat dilepas dari kebudayaan, dimana ada manusia disitu ada kebudayaan.
E.    PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawlsfilsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" . Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" . Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
F.     PENGERTIAN KEADILA MENURUT PARA AHLI
-         Aristoteles
yang menggemukakan bahwa keadilan ialah tindakan yang terletak diantara memberikan terlalu banyak dan juga sedikit yang dapat diartikan ialah memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan memberi apa yang menjadi haknya.
-         Thomas Hubbes
yang menggemukakan bahwa pengertian keadilan ialah sesuatu perbuatan yang dikatakan adil jika telah didasarkan pada suatu perjanjian yang telah disepakati.
-         Plato
yang menggemukakan bahwa pengertian keadilan ialah diluar kemampuan manusia biasa yang mana keadilan tersebut hanya ada di dalam suatu hukum dan juga perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli .

-         W.J.S Poerwadarminto

yang menggemukakan bahwa pengertian keadilan ialah tidak berat sebelah yang artinya seimbang, dan yang sepatutnya tidak sewenang-wenang.

-         Notonegoro

yang menggemukakan bahwa keadilan ialah suatu keadaan yang dikatakan adil apabila sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

-         Magnis Suseno

yang menggemukakan pendapatnya mengenai pengertian keadilan ialah keadaan antarmanusia yang diperlakukan dengan sama ,yang sesuai dengan hak serta kewajibannya masing-masing.
G.    MAKNA KEADILAN
Keadilan berarti memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya, misalnya hak untuk hidup yang wajar, hak untuk memilih agama/ kepercayaan, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk bekerja, hak untuk memlik sesuatu, hak umtuk mengeluarkan pendapat, dan sebagainya.
Keadilan menunjuk pada suatu keadaan, tuntutan dan keutamaaan.
  • Keadilan sebagai ”keadaaan” menyatakan bahwa semua pihak memperoleh apa yang menjadi hak mereka dan diperlakukan sama. Misalnya, di negara atau lembaga tertentu ada keadilan, semua orang diperlakukan secara adil (tidak pandang suku, agama, ras atau aliran tertentu).
  • Keadilan sebagai ”tuntutan”, memuntut agar keadaan adil itu diciptakan baik dengan mengambil tindakan yang diperlukan, maupun dengan menjauhkan diri dari tindakan yang tidak adil.
  • Keadilan sebagai ”keutamaan”, adalah sikap dan tekad untuk melakkan apa yang adil.
H.    MACAM MACAM KEADILAN

Menurut Teori Aristoteles

  1. Keadilan Komunikatif ialah perlakuan kepada seseorang tanpa dengan melihat dari jasa-jasanya.
  2. Keadilan Distributif ialah suatu perlakuan kepada seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah diperbuatnya.
  3. Keadilan Konvensional ialah suatu keadilan yang terjadi yang mana seseorang telah mematuhi suatu peraturan perundang-undangan.
  4. Keadilan Perbaikan ialah suatu keadilan yang terjadi yang mana seseorang telah mencemarkan nama baik orang lain.
  5. Keadilan Kodrat Alam ialah suatu perlakukan kepada seseorang yang sesuai dengan suatu hukum alam.

Menurut Teori Plato

  1. Keadilan Moral ialah suatu keadilan yang terjadi jika mampu untuk dapat memberikan perlakukan seimbang antara hak dan juga kewajibannya.
  2. Keadilan Prosedural ialah suatu keadilan yang terjadi jika seseorang dapat melaksanakan perbuatan sesuai dengan sesuai tata cara yang diharapkan

Keadilan Secara Umum

  1. Keadilan Komunikatif (Iustitia Communicativa) ialah suatu keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang terhadap apa yang menjadi bagiannya dengan berdasarkan suatu hak seseorang pada suatu objek tertentu.
  2. Keadilan Distributif (Iustitia Distributiva) ialah suatu keadilan yang memberikan kepada masing-masing terhadap apa yang menjadi suatu hak pada subjek hak yakni individu. Keadilan distributif ialah suatu keadilan yang menilai dari proporsionalitas ataupun kesebandingan yang berdasarkan jasa, kebutuhan, dan juga kecakapan.
  3. Keadilan Legal (Iustitia Legalis) ialah suatu keadilan menurut undang-undang dimana objeknya ialah masyarakat yang dilindungi UU untuk kebaikan secara bersama ataupun banum commune.
  4. Keadilan Vindikatif (Iustitia Vindicativa) ialah suatu keadilan yang memberikan hukuman ataupun denda yang sesuai dengan pelanggaran atau[un kejatahannya.
  5. Keadilan Kreatif (Iustitia Creativa) ialah suatu keadilan yang memberikan masing-masing orang dengan berdasarkan bagiannya yang berupa suatu kebebasan untuk dapat menciptakan kreativitas yang dimilikinya dalam berbagai bidang kehidupan.
  6. Keadilan Protektif (Iustitia Protektiva) ialah suatu keadilan dengan memberikan suatu penjagaan ataupun perlindungan kepada pribadi-pribadi dari suatu tindak sewenang-wenang oleh pihak lain.
I.      HUBUNGAN MANUSIA DAN KEADILAN
Tuhan menciptakan manusia secara adil. Dengan memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Tidak ada manusia yang hanya memiliki kelebihan, pasti setiap manusia juga memiliki kekurangan. Selain itu, manusia juga memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Keadilan adalah sesuatu yang selalu menjadi dambaan setiap orang. Keadilan selalu berhubungan dengan hak dan kewajiban.Ukuran keadilan ditentukan oleh soal hak dan kewajiban. Hak adalah sesuatu yang menjadi milik atau harus diterima setelah orang yang bersangkutan melaksanakan kewajiban yang menjadi tugasnya.Kewajiban atau tugas adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh seseorang sesuai dengan profesi atau jabatanya.

Berbuat adil berarti menghargai atau menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Berbuat tidak adil berarti menginjak-injak harkat martabat manusia, sebab dengan berbuat demikian ada manusia yang dirugikan. Berbuat demikian berarti menganggap manusia lain lebih rendah , padahal hakikatnya manusia itu sama.

Maka dari itu, manusia dan keadilan tidak dapat dipisahkan. Banyaknya kasus yang telah terjadi di Indonesia, dapat dikatakan bahwa masalah ketidakadilan telah menjadi salah satu masalah utama bangsa Indonesia yang dapat mengancam kebersamaan dan keintegrasian bangsa. Masalah yang berakar pada ketimpangan sosial akibat pengimplementasian keadilan sosial yang tidak sempurna akan menimbulkan kecemburuan bagi kaum yang merasa tertindas dan berdampak pada hilangnya perasaan senasib dan tekad bersama untuk bersatu.

Keadilan dan persatuan di Indonesia haruslah mengacu pada sikap peduli yang berimbang bukan hanya terfokus pada salah satu bagian. Manusia tanpa keadilan maka kehidupannya tidak akan tentram. Karena unsur pertama dari kehidupan adalah keadilan. Oleh karena itu, keadilan memberikan suatu perdamaian dan persatuan dikalangan manusia karena kita hidup di negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan salah satu sila tersebut berisi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.



DAFTAR PUSTAKA

MANUSIA DAN HARAPAN

MANUSIA DAN HARAPAN
A.    PENGERTIAN MANUSIA
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologisrohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janinbayibalitaanak-anakremajaakil balikpemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
B.    PENGERTIAN MANUSIA MENURUT PARA AHLI
1.     Paula J. C. & Janet W. K.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
2.     Sokrates
Menurut Sokrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.

3.     I Wayan Watra
Menurut I Wayan Warta, manuisa merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa.
4.     Erbe Sentanu
Menurut Erbe Sentanu, manusia merupakan makhluk sebaik – baiknya yang diciptakan oleh Tuhan. Bahkan, dapat dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain.
5.     Agung. P. P.
Menurut Agung P. P., Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya.
6.     Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.

C.    MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu;
1). Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.
2). Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
3). Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4). Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

D.    PENGERTIAN HARAPAN
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, tetapi diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah kondisi di mana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
E.    PENGERTIAN HARAPAN MENURUT PARA AHLI
-        Snyder  (2000) 
Menyatakan  harapan  adalah  keseluruhan  dari  kemampuan  yang dimiliki  individu  untuk  menghasilkan  jalur  mencapai  tujuan  yang  diinginkan, bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut. Harapan didasarkan pada harapan positif dalam pencapaian tujuan.
-        Synder, Irving, dan  Anderson  (dalam  Snyder,  2000)
menyatakan  harapan  adalah  keadaantermotivasi  yang  positif  didasarkan  pada  hubungan  interaktif  antara  agency (energi  yang  mengarah  pada  tujuan)  dan  pathway  (rencana  untuk mencapai tujuan).
-        Edwards (dalam Lopez, 2009)
Menyatakan harapan adalah Suatu mental yang positif yang akan meningkatkan kemampuan seorang individu untuk mencapai tujuan di masa depan.
-        Ceavens, Michael, dan Snyder (dalam Snyder, 2000)
Menyatakan harapan adalah sebuah proses berfikir seseorang memiliki antara  agency (energi  yang  mengarah  pada  tujuan)  dan  pathway  (rencana  untuk mencapai tujuan), serta harapan merupakan sebuah rasa sukses yang berasal dari agency (energi  yang  mengarah  pada  tujuan)  dan  pathway  (rencana  untuk mencapai tujuan).
-        Josep & Linley, 2004)
Harapan mencerminkan persepsi individu terkait kapasitas mereka untuk mengkonseptualisasikan tujuan secara jelas, mengembangkan strategi spesifik untuk mencapai tujuan tersebut (pathways thinking), menginisiasi dan mempertahankan motivasi untuk menggunakan strategi tersebut (agency thinking).
F.     KOMPONEN HARAPAN
Komponen harapan dari Snyder (1994) terdiri dari 3 komponen, yaitu tujuan (goals), willpower dan waypower.
-        Tujuan (goals)
Tujuan merupakan obyek, pengalaman, atau hasil yang dibayangkan dan diinginkan dalam pikiran individu. Hal tersebut merupakan sesuatu yang individu inginkan untuk didapatkan atau dicapai (Snyder, 1994). Individu ingin mengalami, mendapatkan, menciptakan ataupun menjadikan keinginannya menjadi kenyataan. Tujuan tersebut dapat berupa sesuatu yang penting dan membutuhkan waktu lama (misalnya, mengembangkan teori mengenai motivasi manusia) atau berupa sesuatu yang bersifat sederhana (misalnya, berkendaraan ke sekolah).
Tujuan tersebut juga dapat bervariasi, dalam arti persepsi individu mengenai kemungkinan untuk mencapai sesuatu, bervariasi dari sangat rendah sampai sangat tinggi. Dalam hal ini, individu yang memiliki harapan tinggi cenderung untuk membuat tujuan yang meningkat sedikit demi sedikit dari tujuan yang telah dicapai sebelumnya (Linley & Joseph, 2004).
-        Willpower
Willpower merupakan energi mental yang menggerakan individu untuk berpikir penuh dengan harapan dan mengarahkan individu menuju tujuan yang ingin dicapai (Snyder, 1994). Willpower merupakan sesuatu yang menentukan dan mempertahankan serta membantu individu ketika bergerak menuju arah tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, willpower dapat menggerakkan persepsi individu bahwa ia mampu untuk berinisiatif dan mempertahankan perilaku yang mengarah pada tujuan yang diinginkan.
Walaupun willpower dapat digunakan pada berbagai macam tujuan, akan lebih mudah untuk melaksanakan hal tersebut jika individu telah memiliki bayangan tentang suatu tujuan yang penting. Willpower akan lebih mudah dibentuk jika individu memahami dengan jelas dan dapat merepresentasikan tujuan dalam pikirannya. Tujuan yang tidak jelas tidak dapat membuat individu bergerak untuk mencapai tujuan. Individu yang memiliki willpower merupakan individu yang telah memahami serta fokus pada apa yang ia inginkan untuk dirinya dan mengetahui dengan tepat bagaimana cara mencapai tujuan. Jika individu mampu untuk memperjelas tujuannya, maka ia akan dipenuhi oleh pikiran yang aktif dan penuh kekuatan.
Kemampuan individu untuk menghasilkan willpower ditentukan sebagian oleh pengalaman individu menyatukan pikiran dan tubuh dalam mencapai tujuan sebelumnya. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah willpower bukan merupakan sesuatu yang diperoleh ketika mengejar tujuan tanpa mengalami rintangan dalam kehidupan. Sebaliknya, hal tersebut berdasarkan pengetahuan tacit ( tacit knowledge) kita bahwa kita mampu berjalan melewati rintangan menuju tujuan selama saat-saat penuh tekanan, kita mampu menggunakan usaha mental untuk mengatasinya. Oleh sebab itu, individu yang mempunyai keinginan yang kuat ( willpower tinggi) merupakan individu yang dapat mengatasi kesulitan.
Sebagai contoh, penting bagi individu untuk menerapkan willpower pada situasi seperti mencari pekerjaan, mencari pasangan, memiliki anak, dan menghadapi suatu penyakit.
-        Waypower
Waypower merupakan rencana mental atau peta jalan yang dapat mengarahkan cara individu untuk dapat berpikir penuh dengan harapan (Snyder, 1994). Waypower menunjukkan rute dimana individu harus berjalan dari satu tempat menuju tujuan yang diinginkan. Waypower merupakan kapasitas mental yang dapat digunakan untuk menemukan satu atau beberapa jalan yang efektif untuk mencapai tujuan. Persepsi bahwa seseorang dapat terlibat dalam cara berpikir penuh harapan merupakan hal yang penting dalam pembentukan waypower .
Sama halnya dengan willpowerwaypower juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Waypower (kemampuan untuk merencanakan) mengenai sesuatu dapat diaplikasikan pada beberapa tujuan yang berbeda, terutama jika tujuan yang ingin dicapai telah didefinisikan dengan jelas. Waypower juga ditentukan oleh pengalaman individu sebelumnya ketika berhasil menemukan satu atau lebih jalan menuju tujuan. Perasaan individu yang merasa mampu untuk menemukan berbagai jalan jalan menuju tujuan dipengaruhi oleh faktor seperti sukses menemukan jalan lain menuju tujuan ketika jalan kita yang utama memiliki rintangan. Keadaan mental tersebut menyebabkan individu menemukan jalan alternatif menuju tujuan yang diinginkan.
G.    HUBUNGAN MANUSIA DENGAN HARAPAN

Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud. 

Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi. 

Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit. 

Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai berikut : 

1. Harapan apa yang baik 

2. Bagaimana cara mencapai harapan itu 

3. Bagaiman bila harapan tidak tercapai 

Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud. 

H.    CONTOH KASUS YANG GTERJADI
Seorang bapak yang berumur sekitar 30 tahun harus mengutang kepada bank dengan jumlah yang banyak di karenakan bapak terbut terlalu mengikuti keinginanya  untuk membeli sebuah mobil. Karena keinginanya bapak tersebut langsung saja meminta pinjaman kepada bank tanpa memikirkan apa yang terjadi selanjutnya. Sebelum dia membeli mobil tersebut bapak terssebut sempat di berikan pendapat oleh teman kerjanya tentang harapanya untuk membeli mobbil tersebut apakah ia harus menabung untuk membeli mobil atau menabung untuk menghidupi keluarganya. Namun bapak tersebut terlalu memikirkan harapanya untuk ingin membeli sebuah mobil yang diinginkanya tanpa mendengarkan pendapat dari temanya tersebut. Alhasil bapak tersebut memiliki banyak hutang di berbagai temanya dan hutang di suatu bank di karenakan terlalu memikirkan keinginanya dan bapak tersebut sekarang tidak tau harus berbuat apa setelah kejadian yang sudah dia lakukan.




DAFTAR PUSTAKA