PENGERTIAN MANUSIA DAN
KEINDAHAN
1. Pengertian
Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan
berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup;
dalam mitos, mereka juga sering kali dibandingkan
dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain
serta pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis
kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal
sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria.
Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita.
2. Pengertian keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan
ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman
persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan
yang ideal" [1] adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki
fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk
kesempurnaannya.
Pengalaman
"keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik
dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau
"keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.""
Kata benda
Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos,
dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos. Kata
bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata
sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti
"jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan
"berada di jam (waktu) yang sepatutnya."
HAKIKAT DARI KEINDAHAN
Leo Tolstoy (rusia),
‘’keindahan itu adalah suatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang
melihat’’. Alexander Baumgarten (jerman), ‘’kaindahan itu dipandang sebagai
kaseluruhan yang merupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang
bagian-bagian itu erat hubungannya dengan yang lain, juga dengan keseluruhan.
(beauty is on of parts in their manual realtions and in their relations to the
whole)’’.
Menurut sulzer, ’’yang
indah itu hanyalah yang baik. Jika belum baik, ciptaan itu belum indah.
Keindahan harus dapat mumupuk perasaan moral. Jadi ciptaan amoral adalah tidak
indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral’’. Winchelman,
‘’keindahan itu dapat terlepas sama sekali dari pada kebaikan’’.
Shallesbury (jerman),
‘’keindahan itu adalah yang memiliki proporsi yang hormanis. Karena yang
proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan
kebaikan. Yang indah adalah yang nyata dan yang nyata adalah yang baik’’.
Menurut Humo
(inggris), ‘’keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang’’.
Hemsterhuis (Belanda), ‘’keindahan adalah yang paling banyak mendatangkan rasa
senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak
memberikan pengamatan-pengamatan yang menyenangkan itu’’. Menurut Emannuel
kant, ‘’meninjau keindahan dari 2 segi’’. Pertama dari segi arti yang subyektif
dan kedua dari segi obyektif.
Yang subyektif
Keindahan adalah
sesuatu yang tanpa direnungkan dan tanpa sangkut-paut dengan kegunaan praktis,
tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
Yang obyektif
Keserasian dari suatu
obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, sejauh obyek ini tidak ditinjau dari
segi gunanya.
Menurut
Al-Ghazali, ‘’keindahan mempunyai persyaratan’’, seperti;
- Perwujudan dari kesempurnaan
yang dapat dikenali kembali dalam suatu dengan sifatnya;
- Memiliki perfeksi yang
karakteristik;
- Semua sifat pada sesuatu yang
indah, merupakan representasi ( mewakili) keindahan yang bernilai tinggi;
- Nilai keindahan dari suatu yang
indah, sebanding dengan nilai keindahan yang terdapat di dalamnya;
- Dalam sebuah karangan (tulisan)
harus memiliki sifat-sifat perfeksi yang khas, keharmonisan huruf-huruf,
hubungan arti yang tepat satu sama lain, pelanjutan dan spasi yang tepat
serta susunan kata dan kalimat yang menyenangkan;
- Syarat lain untuk keindahan
adalah tercakupnya nilai-nilai spiritual, moral,dan agama.
Sedangkan menurut Read
(1959), ‘’keindahan itu dipandang sebagai gejala-gejala Yang tidak tetap
sifatnya’’. Sarpertreit, ‘’perasaan dan keindahan sebagai gejalah tak tetap
sifatnya, maka manifestasinya juga tidak tetap wujudnya’’. Sederetan pendapat para
ahli tentang kaindahan, selain isinya sangat bervariasi, juga makna terdalam
tentang hakekat keindahan aksentuasinya berbeda-beda. Walaupun penentuan
terakhir tantang keindahan selalu bertumpu pada 2 (dua) aspek, yaitu ada
sesuatu yang indah misalnya berbeda dan ada yang melihat, mengamati, memandang,
serta menghayati keindahan benda tersebut.
Oleh
karena itu, hakekat keindahan yang paling esensial sangat ditentukan antara
lain oleh;
- Rasa menyenangkan dan
menimbulkan rasa senang.
- Adanya hubungan antara
bagian-bagian sebagai suatu keseluruhan (obyek, sub okyeb,subyek,sub
subyek,subyek-obyek, dan obyek-subyek) sebagai suatu kesatuan didalam
suatu keseluruhan.
- Tercakup unsure kebaikan,
sehingga dapat memupuk rasa kemoralan.
- Sebaliknya antara keindahan dan
kebaikan tidak saling berhubungan namun memiliki keterdekatan.
Karena intisari mutlak dari hakekat yang indah itu harus baik, mengandung
keharmonisan, nyata dan teraga, berguna serta lebih bermanfaat.
- Harus terkait dengan
nilai-nilai spiritual, moral,,, dan agama.
HUBUNGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN
Keindahan pada
hakikatnya merupakan dambaan hidup manusia. Keindahan dapat membuat manusia
merasakan ketentraman, kenyamanan dan memuaskan hatinya. Manusia
dan keindahan tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu,
manusia perlu melestarikan bentuk dari keindahan
yang telah dituangkan dalam berbagai kesenian (seni rupa, seni suara, maupun
seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas. Karena itu keindahan dapat dikatakan
merupakan bagian hidup manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat
menikmati keindahan.
Manusia memiliki sifat
kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk
menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi,
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna,
manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Sedangkan ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah. Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia
gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi
berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi.
Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa
kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari
keserbasempurnaan kehidupan manusia.
CARA MENGETAHUI SUATU
KEINDAHAN
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.[22]
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.[22]
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.