Pertentangan
Sosial Dan Integrasi Masyarakat
A. Pertentangan
Sosial
Pertentangan
sosial merupakan suatu konflik yang biasanya timbul akibat faktor – faktor
social yang biasanya didasari oleh kesalah pahaman.. Pertentangan sosial ini
adalah salah satu akibat dari adanya perbedaan – perbedaan dari norma yang
menyimpang di kehidupan masyarakat. Pertentangan sosial dapat dilihat dari
kehidupan sehari-hari sebagai contohnya tawuran, peperangan antar suku dan juga
kekerasan dalam rumah tangga, semua itu hanya ingin memuaskan keegoisan
masing-masing yang ingin memenangkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat
dihilangkan dengan cara percaya satu sama lainnya, terbuka, saling pengertian
dan semua itu dapat di tanamkan dari kecil agar tidak mudah salah paham terhadap
orang lain.
Adapun
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial antara lain:
- Rasa iri antara individu,negara, dan masyarakat
- Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap
kepemerintahan
- Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya.
B. Konflik atau pertentangan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya
akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan
ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak
satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau
dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Ada beberapa penyebap terjadinya konflik
yaitu :
1.
Perbedaan individu,
yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah
individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang
berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu
hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan
dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan
pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa
terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
2.
Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun
latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau
kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh
seorang masyarakat menggangap pohon sebagai pencegah banjir pada saat musim
hujan tetapi bagi para petani menebang
pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun
atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan
kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan.
Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga
harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial
di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok
atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh
dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya.
Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan
pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta
volume usaha mereka.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh
dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan
pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu
yang dapat memicu konflik.
Adapun jenis jenis konflik yang ada menurut Dahrendorf
:
·
Konflik
antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya
antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
·
Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar geng).
·
Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
·
Konflik
antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
·
Konflik
antar atau tidak antar agama
·
Konflik
antar politik.
·
konflik
individu dengan kelompok
C. Integrasi Sosial
Integrasi
sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur – unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan
masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok – kelompok etnik lain beradaptasi dan besikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat namun masih tetap mempertahankan kebudayaan. Integrasi ini sangat di perlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar masyarakat tidak tercerai berai meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan dimana kelompok – kelompok etnik lain beradaptasi dan besikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat namun masih tetap mempertahankan kebudayaan. Integrasi ini sangat di perlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar masyarakat tidak tercerai berai meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Bentuk integrasi social terdiri dari:
· Asimilasi :
Pembauran kebudayaan yang disertai ciri budaya asli
· Akulturasi
: Penerimaan kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli.
Integrasi
memiliki 2 pengertian, yaitu :
- Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial
dalam suatu sistem sosial tertentu membuat suatu keseluruhan dan
menyatukan unsur-unsur tertentu.
- Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika
yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah
unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Berikut
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan integrasi masyarakat, diantaranya:
- Faktor Internal
Kesadaran
diri sebagai makhluk sosial tuntutan kebutuhan jiwa dan semangat gotong royong.
- Faktor Eksternal
Tuntutan
perkembangan zaman persamaan kebudayaan terbukanya kesempatan berpartisipasi
dalam kehidupan bersama persaman visi, misi, dan tujuan sikap toleransi adanya
kosensus nilai adanya tantangan dari luar.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar